Ada Peluang Pengusaha Lokal Masuk ke KIPI
Senin, 22/05/2023
PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Utara berkomitmen penuh agar pengusaha lokal di Kalimantan Utara yang tergabung dalam berbagai asosiasi tidak hanya menjadi penonton dalam proyek strategis nasional kawasan industri yang sedang berprogres di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan. Namun pemerintah provinsi terus mendorong agar pengusaha lokal dengan berbagai bidang dan keahliannya, bisa ikut berkontribusi dan mendapatkan project di kawasan industri yang dikelola PT.Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) ini.
"Kami sepakat, pengusaha lokal jangan menjadi penonton. Tapi harus dapat peran dalam pembangunan KIPI," ujar Rahman Putrayani, Penata Kelola Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemprov Kaltara pada Rapat Koordinasi yang digelar dengan sejumlah asosiasi di Gedung Gadis Pemprov, Senin (22/5).
Sejumlah asosiasi yang hadir dalam Rakor tersebut di antaranya DPP Apindo Kaltara, Kadin Kaltara, Manajeman PT.KIPI, Manajemen PT.ISI, BUMD Provinsi Kaltara PT.Benuanta, Manajemen PT.Kayan Patria Propertindo, BPD Hipmi Kaltara, BUMD PT.MKGS, dan BUMD Provinsi Kaltara PT.BKJ.
Hingga saat ini, menurut laporan yang disampaikan M.Irzal Zainal dari Manajemen PT.KIPI (Kalimantan Industrial Park Indonesia) sudah ada 18 perusahaan berbadan hukum CV yang masuk menjadi mitra di kawasan KIPI ini. 18 perusahaan tersebut bergerak dari berbagai bidang unit usaha dalam bentuk sub kontraktor. "Rata-rata CV lokal yang sudah masuk, langsung berhubungan dengan tenan-tenan kami di KIPI," ungkap Irzal.
Di antaranya PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), PT Taikun Petro Chemical dan PT.Indonesia Strategis Industri (ISI). Pihaknya pun memberi kesempatan dan peluang kepada pengusaha-pengusaha lokal yang ada di Kalimantan Utara untuk masuk dan menawarkan apa yang dapat dikerjakan dalam project KIPI ini.
"Harapan kami kalau bisa satu perusahaan memiliki spesifikasi khusus sesuai dengan keahlian masing-masing," kata Irzal.
Salah satu project yang sedang dibutuhkan saat ini di KIPI, lanjut Irzal adalah penyediaan tangki air bersih. Selain itu, project pembangunan akses jalan sepanjang 100 km juga sudah mulai jalan tahun 2023 ini.
"Tentu ini akan membutuhkan suplai bahan pangan yang besar. Karena akan ada 100.000 tenaga kerja yang masuk ke KIPI. Dan akan banyak dibutuhkan tenaga teknik," ujarnya.Sekretaris Apindo Kaltara Anita Riawati mengatakan, dengan besarnya potensi kebutuhan SDM di proyek strategis nasional KIPI ini, diharapkan bisa menyedot tenaga kerja-tenaga kerja lokal dari Kalimantan Utara. "Kalau bisa kuota untuk lokal diatas 30 persen dari kebutuhan SDM. Jika hal ini bisa terwujud maka angka pengangguran di Kalimantan Utara tentu bisa berkurang maksimal." kata Anita.
Apindo Kaltara juga sangat sependapat agar pengusaha-pengusaha lokal banyak dilibatkan dalam project KIPI. Sebab perusahaan-perusahaan lokal di Kaltara juga dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari luar Kaltara dengan memanfaatkan potensi yang ada di Kalimantan Utara. "Apindo sangat setuju. Jangan hanya dimonopoli oleh satu atau dua perusahaan saja. Harus merata. Terutama memberdayakan pengusaha-pengusaha lokal," tutur Anita.(apk)
Sumber Berita : By Anton