Apindo Kaltara Apresiasi Program Pembinaan UMKM Warga Binaan Lapas Tarakan
TARAKAN – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkan komitmennya dalam penguatan ekonomi kerakyatan melalui dukungan terhadap program pembinaan dan kegiatan kerja warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tarakan yang berfokus pada pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Kunjungan rombongan Apindo Kaltara ke Lapas Tarakan disambut langsung oleh Kepala Lapas Tarakan, Jupri, beserta jajaran pembina kegiatan kerja. Dalam kegiatan tersebut, Apindo meninjau secara langsung berbagai hasil karya warga binaan yang telah berhasil menghasilkan produk-produk bernilai ekonomi tinggi.
Beragam karya kreatif dipamerkan, mulai dari produk kuliner seperti amplang dan keripik gedebog pisang, hingga kerajinan tangan berupa lukisan, furnitur, kursi, dan meja. Tak hanya itu, warga binaan juga mengembangkan budidaya ikan lele serta tanaman hidroponik seperti sawi dan terong yang menjadi bagian dari program kemandirian pangan di lingkungan Lapas.
Kepala Lapas Jupri menjelaskan, program pembinaan ini dijalankan untuk membekali para warga binaan dengan keterampilan produktif yang dapat mereka manfaatkan setelah bebas nanti.
“Saat ini jumlah warga binaan mencapai sekitar 1.300 orang, terdiri dari 80 perempuan dan sisanya laki-laki. Kami berharap, dengan pembinaan ini mereka dapat memiliki keterampilan yang berguna dan mampu membuka usaha mandiri di masa depan,” ujar Jupri.
Sementara itu, Sekretaris DPP Apindo Kaltara, Anita Riawati, menyampaikan apresiasi atas program pembinaan yang dijalankan Lapas Tarakan. Ia menilai kegiatan tersebut memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan, terutama dalam mendukung pengembangan UMKM berbasis pemberdayaan manusia.
“Kami melihat warga binaan bukan semata pelaku kesalahan, tetapi sebagai sumber daya manusia yang masih bisa dibina dan diberdayakan. Apindo siap bersinergi untuk mengembangkan potensi ekonomi dari hasil karya mereka,” ungkap Anita.
Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah untuk turut mendukung keberlanjutan program tersebut.
“Memberdayakan 1.300 warga binaan ini bukan hanya tanggung jawab Lapas, tetapi juga tanggung jawab bersama. Pemerintah perlu hadir untuk memastikan mereka siap kembali ke masyarakat dengan keterampilan dan mental wirausaha,” tambahnya.
Melalui kolaborasi lintas sektor antara Apindo, Lapas Tarakan, dan pemerintah daerah, diharapkan program kegiatan kerja warga binaan ini dapat menjadi model pembinaan produktif yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi lokal.
Program tersebut sekaligus membuktikan bahwa dengan pembinaan dan dukungan yang tepat, warga binaan memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan dunia usaha dan UMKM di Kalimantan Utara.

















